Senin, 26 September 2011

Trik Media Sosial Jaring Pengikut

 
 Festival Media Sosial



JAKARTA, Dirgantara  Info Media --
Lebih dari 50 media sosial mengikuti Festival Media Sosial 2011 di Plaza FX Jalan Sudirman Jakarta, Jumat (23/9/2011). Selain berpameran, anggota komunitas saling bertukar informasi dengan perkembangan media sosial saat ini. Mereka juga membikin trik unik menjaring pengikut baru.

Gelaran acara pada festival ini cukup beragam. Ujung-ujungnya untuk menarik lebih banyak anggota komunitas.

Komunitas Mig33, misalnya, menggelar kuis yang diikuti anak-anak muda. Pemandu acara membagi tiga kelompok, lalu mengajukan berbagai pertanyaan yang unik.

Ada lagi komunitas Hiphop yang mengembangkan Hiphopheroes.net. Komunitas ini berusaha menjaring para penggemar musik hihop, sekaligus penyanyi baru. Perintis media ini, Ferdian Kelana, menawarkan kalangan penyanyi baru hiphop memuat hasil karyanya melalui media ini. 

"Bisa juga mencantumkan link untuk diunduh. Kami membantu memperkenalkan karya hiphop pada dunia," ujar Ferdian.

Sementara itu, komunitas Blood for Life menarik perhatian pengunjung dengan cara membuka layanan donor darah. Dalam sehari saja, peminatnya sangat banyak. Sudah 60 orang mendonorkan darahnya. "Peminatnya masih banyak lagi," ujar Valencia Mieke Randa, perintis komunitas ini.

 Sumber : Kompas

Jumat, 23 September 2011

Siklus Banjir Lima Tahunan Mulai Bergeser

 
KOMPAS/LASTI KURNIA / Ilustrasi


JAKARTA, Dirgantara Info Media — 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa siklus banjir lima tahunan yang selama ini menjadi momok warga Jakarta tidak terjadi secara reguler. Kendati demikian, masyarakat tetap harus waspada untuk mengantisipasi banjir pada Januari-Februari 2012.

"Kalau diperhatikan, itu selalu bergeser. Siklus lima tahunan ini memang harus cukup hati-hati, karena itu variatif sekali waktunya," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Tuamin Mulyono, dalam acara Pengarahan Gubernur DKI kepada SKPD Pemprov DKI terhadap penanganan banjir dan kebakaran Jakarta, di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta, Kamis (22/9/2011).

Berdasarkan perkiraan potensi banjir bulanan pada tiga bulan ke depan, bulan September masih terbilang aman. Memasuki bulan Oktober, hujan sudah mulai turun, tetapi belum memasuki puncak. Bahkan, pihaknya mengungkapkan, bulan November masih terpantau aman.

Memang, kata Tuamin, awal musim hujan untuk lima wilayah DKI tidak sama. Namun, berkisar pada sepuluh hari pertama bulan Oktober hingga sepuluh hari ketiga bulan November curah hujan cenderung normal dan tidak ekstrem.

Untuk Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan bagian utara, dan Jakarta Timur bagian barat, awal musim hujan mulai November dasarian (sepuluh hari) ketiga dengan sifat hujan normal.

Untuk wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur bagian utara, awal musim hujan diprediksi mulai Oktober dasarian ketiga dengan sifat hujannya normal.

Untuk Jakarta Timur dan Jakarta Selatan bagian selatan, diprediksi pada Oktober dasarian pertama.
Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan, paparan ini dapat dijadikan pedoman bagi para SKPD DKI yang hadir untuk pencegahan banjir daerahnya masing-masing. Gubernur juga meminta BMKG selalu melakukan up date kondisi cuaca terakhir di Jakarta.

Sumber : Kompas

Internet Wujudkan Mimpi Indonesia Berkebun


Foto : Ilustrasi


Dirgantara Info Media
Masih ingat Indonesia Berkebun? Komunitas yang diprakarsai Shafiq Pontoh dan Ridwan Kamil ini fenomenal karena berhasil menggaet minat masyarakat melakukan urban farming, mengubah lahan kosong perkotaan menjadi lahan hijau yang lebih bermanfaat. Kini, mereka punya mimpi baru.

"Kami bermimpi bisa membuat pemetaan keanekaragaman tanaman Indonesia dari Sabang sampai Merauke kemudian memublikasikannya," ungkap Shafiq saat ditemui, Kamis (22/9/2011) di acara Social Media Festival 2011 di FX, Jakarta.

Untuk mewujudkan mimpi baru itu, salah satu yang ditempuh adalah bermitra dengan Asosiasi Bunga Indonesia (Absindo). Menurut Shafiq, organisasi tersebut sudah memiliki beberapa data keanekaragaman tanaman Indonesia namun masih kesulitan untuk memublikasikannya.

Shafiq mengatakan, data keanekaragaman hayati itu akan berusaha disajikan dalam bentuk peta di Google Map. Untuk melakukannya, Shafiq belum tahu pasti caranya namun akan mencari celah untuk mewujudkan mimpi tersebut.

"Sampai saat ini saja banyak hal yang saya juga belum tahu tentang Google Map. Nah, seminar nanti akan saya manfaatkan untuk mencari apa saja celah atau kesempatan yang digali dari situ," kata Shafiq.

Berkaitan dengan Social Media Festival 2011, Indonesia Berkebun menggelar acara Berkebun di Mal. Dalam acara yang berlangsung di fX Plaza Jakarta ini, Indonesia berkebun bekerjasama dengan Absindo mengadakan pelatihan dasar tentang cara berkebun dan memamerkan keragaman tanaman.

Indonesia Berkebun menuai beberapa kesuksesan. Dalam 6 bulan, gerakan komunitas ini berhasil menyebar ke 14 kota dan kini menjadi salah satu sosok Web Heroes Google Chrome. Anggota komunitas ini telah mencapai 4000-an orang dengan sekitar 300 benar-benar aktif.

Menurut Shafiq, kesuksesan Indonesia Berkebun tak lepas dari kekuatan internet. Oleh karena itu, ia mengajak siapa pun untuk memanfaatkan internet lebih dari sekedar mencari atau melihat sesuatu, tetapi juga melakukan misi sesuai ketertarikan yang dimiliki. 

Sumber : Kompas




Kamis, 22 September 2011

Tanpa Perlu Bicara, Jojon Bikin Ketawa


Foto : Jojon



JAKARTA, Dirgantara Info Media --  
Tanpa bicara pun, komedian Jojon (64) tetap saja membawa aura lucu. Meski mencoba serius ketika jumpa pers peluncuran film terbaru yang dibintanginya, Badai di Ujung Negeri, semua orang langsung tertawa ketika tiba giliran Jojon bicara.

”Apa sih! Kok semua pada tertawa, saya kan belum ngomong,” ujar Jojon yang tetap saja disambut tawa orang di sekelilingnya.
Jojon lantas bercerita tentang pengalamannya bermain film yang merupakan arahan sutradara Agung Sentausa itu. Jojon memerankan tokoh antagonis, Pak Piter.

Menjalani peran saudagar kaya, Jojon benar-benar menanggalkan identitasnya sebagai pelawak di film tersebut. ”Saya serius banget lho di film ini,” kata lelaki asal Karawang, Jawa Barat, yang bernama lahir Djuhri Masdjan, itu.

Selama shooting, Jojon merasakan berbagai pengalaman unik. Ia harus menjalani pengambilan gambar yang 70 persen lokasinya berada di laut. Ia naik kapal perang KRI. Jojon harus naik menggunakan alat angkut seperti keranjang yang ditarik dengan tali ke atas kapal. ”Kami persis kayak nangka, he-he...,” ujarnya.

Menurut Jojon, tawaran tampil sebagai pelawak hingga kini terus mengalir. Ia berkutat dari panggung ke panggung. ”Saya hampir enggak pernah di rumah. Shooting terus,” tambahnya. (WKM)

Sumber :  Kompas