Jumat, 23 September 2011

Siklus Banjir Lima Tahunan Mulai Bergeser

 
KOMPAS/LASTI KURNIA / Ilustrasi


JAKARTA, Dirgantara Info Media — 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa siklus banjir lima tahunan yang selama ini menjadi momok warga Jakarta tidak terjadi secara reguler. Kendati demikian, masyarakat tetap harus waspada untuk mengantisipasi banjir pada Januari-Februari 2012.

"Kalau diperhatikan, itu selalu bergeser. Siklus lima tahunan ini memang harus cukup hati-hati, karena itu variatif sekali waktunya," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Tuamin Mulyono, dalam acara Pengarahan Gubernur DKI kepada SKPD Pemprov DKI terhadap penanganan banjir dan kebakaran Jakarta, di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta, Kamis (22/9/2011).

Berdasarkan perkiraan potensi banjir bulanan pada tiga bulan ke depan, bulan September masih terbilang aman. Memasuki bulan Oktober, hujan sudah mulai turun, tetapi belum memasuki puncak. Bahkan, pihaknya mengungkapkan, bulan November masih terpantau aman.

Memang, kata Tuamin, awal musim hujan untuk lima wilayah DKI tidak sama. Namun, berkisar pada sepuluh hari pertama bulan Oktober hingga sepuluh hari ketiga bulan November curah hujan cenderung normal dan tidak ekstrem.

Untuk Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan bagian utara, dan Jakarta Timur bagian barat, awal musim hujan mulai November dasarian (sepuluh hari) ketiga dengan sifat hujan normal.

Untuk wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur bagian utara, awal musim hujan diprediksi mulai Oktober dasarian ketiga dengan sifat hujannya normal.

Untuk Jakarta Timur dan Jakarta Selatan bagian selatan, diprediksi pada Oktober dasarian pertama.
Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan, paparan ini dapat dijadikan pedoman bagi para SKPD DKI yang hadir untuk pencegahan banjir daerahnya masing-masing. Gubernur juga meminta BMKG selalu melakukan up date kondisi cuaca terakhir di Jakarta.

Sumber : Kompas

Internet Wujudkan Mimpi Indonesia Berkebun


Foto : Ilustrasi


Dirgantara Info Media
Masih ingat Indonesia Berkebun? Komunitas yang diprakarsai Shafiq Pontoh dan Ridwan Kamil ini fenomenal karena berhasil menggaet minat masyarakat melakukan urban farming, mengubah lahan kosong perkotaan menjadi lahan hijau yang lebih bermanfaat. Kini, mereka punya mimpi baru.

"Kami bermimpi bisa membuat pemetaan keanekaragaman tanaman Indonesia dari Sabang sampai Merauke kemudian memublikasikannya," ungkap Shafiq saat ditemui, Kamis (22/9/2011) di acara Social Media Festival 2011 di FX, Jakarta.

Untuk mewujudkan mimpi baru itu, salah satu yang ditempuh adalah bermitra dengan Asosiasi Bunga Indonesia (Absindo). Menurut Shafiq, organisasi tersebut sudah memiliki beberapa data keanekaragaman tanaman Indonesia namun masih kesulitan untuk memublikasikannya.

Shafiq mengatakan, data keanekaragaman hayati itu akan berusaha disajikan dalam bentuk peta di Google Map. Untuk melakukannya, Shafiq belum tahu pasti caranya namun akan mencari celah untuk mewujudkan mimpi tersebut.

"Sampai saat ini saja banyak hal yang saya juga belum tahu tentang Google Map. Nah, seminar nanti akan saya manfaatkan untuk mencari apa saja celah atau kesempatan yang digali dari situ," kata Shafiq.

Berkaitan dengan Social Media Festival 2011, Indonesia Berkebun menggelar acara Berkebun di Mal. Dalam acara yang berlangsung di fX Plaza Jakarta ini, Indonesia berkebun bekerjasama dengan Absindo mengadakan pelatihan dasar tentang cara berkebun dan memamerkan keragaman tanaman.

Indonesia Berkebun menuai beberapa kesuksesan. Dalam 6 bulan, gerakan komunitas ini berhasil menyebar ke 14 kota dan kini menjadi salah satu sosok Web Heroes Google Chrome. Anggota komunitas ini telah mencapai 4000-an orang dengan sekitar 300 benar-benar aktif.

Menurut Shafiq, kesuksesan Indonesia Berkebun tak lepas dari kekuatan internet. Oleh karena itu, ia mengajak siapa pun untuk memanfaatkan internet lebih dari sekedar mencari atau melihat sesuatu, tetapi juga melakukan misi sesuai ketertarikan yang dimiliki. 

Sumber : Kompas