Rabu, 21 September 2011

Sepeda Masuk Perda Parkir di Jakarta


Ilustrasi




Jakarta, Dirgantara Info Media - 
Materi revisi Peraturan Daerah tentang Parparkiran memasukkan kebutuhan fasilitas parkir untuk para pesepeda di dalamnya. Aturan ini rencananya akan ada dalam Pasal 17 peraturan daerah tersebut.


Manajer Perencanaan Unit Pelaksana Teknis Parkir Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syaefuddin Zuhri, mengungkap itu dalam sosialisasi revisi yang sedang dilakukan itu, Rabu 21 September 2011. “Selama ini pengelola parkir tidak memikirkan parkir untuk sepeda,” katanya.

Dalam pasal yang sama juga diusulkan untuk memuat aturan untuk melayani kebutuhan mereka yang berusia lanjut, penyandang cacat, dan ibu hamil. "Karena selama ini disediakan fasilitas bagi tuna netra tetapi sering tidak bisa dipakai orang yang berhak," kata Syaefuddin lagi.

Revisi Perda Perpakiran juga akan membahas lebih lanjut beberapa hal. Di antaranya toleransi waktu parkir dan sarana yang harus disediakan pengelola yang akan diperkuat dengan Peraturan Gubernur mengenai faktor keamanan.

Tak ketinggalan adalah rencana penggolongan tarif melalui zonasi berdasarkan kawasan pengendalian parkir. "Nanti akan diatur golongan A dan golongan B, di mana golongan A akan menerapkan tarif lebih tinggi dengan batasan waktu," kata Syaefuddin.

Nantinya, Syaefuddin menekankan, masalah perpakiran akan menjadi sub sistem transportasi untuk mengurangi kendaraan pribadi dan meningkatkan kendaraan massal. Tapi untuk itu bukan tanpa kendala.

Syefuddin mengungkapkan, hanya sekitar 5,5 persen ruang parkir yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI. Sisanya sebanyak 73 persen diatur oleh swasta.

Selain itu, kata Syaefudin, juga masih ada kemungkinan tumpang tindih aturan dengan instansi pemerintah lain. Misalkan dengan Perusahaan Daerah Pasar Jaya yang selama ini menerapkan tarif parkir tersendiri, tidak menggunakan Perda Perpakiran Nomor 5 Tahun 1999.

ARYANI KRISTANTI

Sumber : Tempo Interaktif

Siapa di Balik Perombakan Kabinet?

 
KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN
Kabinet Indonesia Bersatu II.



JAKARTA, Dirgantara Info Media- 
Perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II adalah hak prerogatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Artinya, Presiden Yudhoyono-lah yang akan menjadi penentu terakhir nasib menteri menjelang dua tahun pemerintahannya, 20 Oktober mendatang.

Namun, Presiden Yudhoyono tentu saja tak sendirian. Menurut Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi dan Politik Daniel Sparringa, dalam pesan singkatnya, Selasa (20/9/2011) lalu, Presiden Yudhoyono dibantu Wakil Presiden Boediono. "Mereka berdua yang membahasnya secara terbatas," tandas Daniel.

Akan tetapi, menurut sumber Kompas lainnya di lingkungan pemerintahan, Selasa malam, ada sejumlah nama yang dilibatkan untuk memberikan pertimbangan dalam penilaian dan mengevaluasi kabinet. "Untuk mengukur kinerja dan hasil kerja para menteri, Presiden membaca lebih dulu hasil evaluasi Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pemerintah (UKP4) yang dipimpin Kuntoro Mangkusubroto," tandasnya.

Selanjutnya, untuk menilai menteri-menteri lainnya, Presiden meminta bantuan untuk memberikan pertimbangan. Sebut saja, menteri yang berasal dari partai politik, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, yang juga Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), ikut dilibatkan. Juga Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta Sekertaris Kabinet Dipo Alam, ikut dilibatkan dalam pembahasan kocok ulang kabinet tersebut.

Djoko belum berhasil dikonfirmasi, juga Dipo Alam yang masih ikut dalam rombongan Presiden Yudhoyono. Namun, Sudi yang ditanya Rabu (21/9) pagi ini hanya berkomentar dan tersenyum, "Ikut atau tidak ikut 'kan saya tidak boleh berbicara... hehehe."

Sedangkan Hatta Rajasa yang dikonfirmasi tertawa, "Ah, siapa yang bilang? Itu (membantu), bisa saja. Akan tetapi, keputusan, kan, ada tangan di Presiden.

Sumber : Kompas

BlackBerry Buatan Malaysia Tetap Diburu Konsumen

detail berita 
Pabrik BlackBerry di Penang, Malaysia (Foto: Orienty)

 
 
JAKARTA, Dirgantara Info Media - 
Sempat menimbulkan pro dan kontra, pada kenyataanya BlackBerry buatan Malaysia tetap laris diburu oleh konsumen di Indonesia. Mereka masih tidak peduli dari mana asal handset besutan Research in Motion (RIM) itu dibuat.

Penelusuran okezone di sejumlah pusat toko ponsel di ITC Roxy, hampir semua BlackBerry buatan negeri Jiran itu sudah ludes terjual. Bahkan yang tersisa kini hanya BlackBerry buatan Hungaria. Sebelumnya di pasaran, BlackBerry yang tersedia hanya buatan Hungaria, Meksiko dan Kanada saja.

"BlackBerry buatan Malaysia sudah ada sejak sebelum Lebaran. Dari semua tipe yang paling laris adalah Gemini 8520 dan 9300," ujar Yuli dari toko Sonic Phone, saat ditemui di tokonya, Rabu (21/9/2011).

Sementara Yanto dari toko Harvest mengatakan bahwa BB buatan Malaysia dan Taiwan kini sudah mendominasi tokonya ketimbang yang buatan Meksiko maupun Hungaria.

"Tapi untuk penjualan tetap sama saja, pengguna tidak terlalu peduli mengenai pabrik asalnya" kata Yanto, seraya menambahkan bahwa seri Cavler / Gemini 3G buatan Malaysia tetap merupakan yang terlaris.

Sama halnya seperti yang diutarakan oleh Rizky dari Sellular Shop. Ia mengatakan bahwa konsumen tidak terlalu mempermasalahkan tempat dibuatnya BB. "BB buatan Malaysia maupun buatan tempat lain tetap sama saja," ujarnya.

"Di toko kami BB Malaysia yang paling laris tetap tipe Gemini Curve 3G," pungkas Rizky. (tyo) 

Sumber : Okezone 
 
Berita Terkait : 

BlackBerry 'Made In Malaysia' Sudah Jejali Pasar Indonesia

detail berita 
Ilustrasi BlackBerry (Foto: Dok okezone)



JAKARTA , Dirgantara Info Media
Dibukanya secara resmi pabrik Research In Motion (RIM) di Malaysia ternyata sudah mulai terasa dampaknya di pasar lokal, karena BlackBerry (BB) rakitan Negeri Jiran tersebut sudah mulai membanjiri pasar ponsel Indonesia.

Sebelumnya di pasar lokal, BlackBerry yang tersedia hanya buatan Hungaria, Meksiko dan Kanada saja. Namun kini BB 'Made in Malaysia' sudah mulai banyak ditemui di pusat pertokoan.

"BlackBerry buatan Malaysia sudah ada sejak sebelum Lebaran. Dari semua tipe yang paling laris adalah Gemini 8520 dan 9300," ujar Yuli dari toko Sonic Phone ITC Roxy Mas, yang ditemui okezone, Rabu (21/9/2011).

Desi dari toko Big Selindo pun berbeda pendapatnya, ia mengatakan bahwa BB Malaysia terlaris adalah tipe Torch 9810.

Sementara Yanto dari toko Harvest mengatakan bahwa BB buatan Malaysia dan Taiwan kini sudah mendominasi tokonya ketimbang yang buatan Meksiko maupun Hungaria.

Penelusuran okezone ini tentu saja mematahkan spekulasi Menkominfo Tifatul Sembiring yang masih belum percaya kalau produsen asal Kanada itu membangun pabriknya di Malaysia. Karena seperti dikatakan Dubes Kanada, yang disampaikan Tifatul, produsen Blackberry ini belum punya rencana sama sekali untuk membangun pabrik di Negara Jiran tersebut.

"Saya mengenai RIM masih bingung, kemarin open house hari pertama lebaran, Duta Besar Kanada datang ke rumah saya, dan Duta Besar Kanada sendiri mengatakan belum mengetahui masalah itu," jelas Tifatul dalam acara  Broadband Indonesia Forum di Kempinsky. (tyo) 

Sumber : Okezone 

Berita Terkait : 
BlackBerry Buatan Malaysia Tetap Diburu Konsumen

Rossi Siap Ubah Posisi Menunggang Ducati

 
AFP Pebalap Ducati, Valentino Rossi.


Dirgantara Info Media
Valentino Rossi terus mencari solusi sehingga bisa "menjinakkan" Ducati tunggangannya. Juara dunia tujuh kali MotoGP ini mengatakan bahwa posisi mengendarai motor, akan menjadi salah satu jalan keluar, sehingga Ducati bisa mendapatkan kecepatan yang bagus.

Sejak melakukan debutnya pada musim ini, Rossi belum menunjukkan performa yang menggembirakan, karena hingga seri ke-14, "The Doctor" baru satu kali naik podium, ketika finis di posisi tiga GP Perancis. Padahal, dia sudah melakukan sejumlah perubahan, termasuk "mencangkok" mesin 800cc ke sasis 2012 (Desmosedici GP11.1), serta beralih ke sasis aluminium, yang mulai dipakai pada seri terakhir di Aragon, akhir pekan lalu.

Namun, semua perubahan itu belum menunjukkan perubahan yang menggembirakan. Meskipun merasa motornya sudah lebih bagus, tetapi kenyataannya Rossi hanya finis di urutan 10 pada balapan di Motorland Aragon. Akan tetapi, kegagalan itu diperparah lagi dengan persoalan ban aus, dan start dari pitlane.

Nah, setelah sejumlah perubahan itu belum menunjukkan perkembangan signifikan, Rossi mencari solusi lain. Pebalap berusia 32 tahun asal Italia ini penasaran, apakah posisi mengendarai motor ikut memengaruhi performa Ducati. Padahal, Stoner sangat kencang di lintasan lurus ketika masih menjadi skuad tim yang bermarkas di Bologna itu.

"Kami kalah di beberapa daerah cukup aneh," ujar Rossi.
"Sebagai contoh, dibandingkan dengan Stoner kami jauh lebih lambat pada lintasan lurus, dengan motor yang sama seperti yang kami miliki pada tes pertama.

"Kami perlu memahami ini, karena mungkin posisi membalap ini lebih cocok untuk pebalap lebih pendek dan lebih kecil, dari pada pebalap tinggi seperti saya, atau seperti Nicky (Hayden). Kami harus memahami jika mampu memperbaikinya."

Rossi mengatakan, masalah dengan posisi membalapnya jelas terlihat melalui televisi.
"Saya merasa sangat tidak nyaman di motor, sehingga kami sudah harus memikirkan sesuatu untuk memindahkan berat, dan jika anda melihat saya di televisi, saya tidak mengendarai motor seperti di masa lalu," jelasnya. "Ini sangat jelas dari luar."

Mantan pebalap Honda dan Yamaha ini mengakui, sejauh ini Ducati belum mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Meskipun mereka sudah bekerja dalam banyak cara yang berbeda, tetapi tidak banyak hal yang bisa diatasi.

"Kami masih tetap lambat. Selain itu, dalam beberapa balapan kami juga tidak konsisten. Sepertinya kami belum bisa memecahkan persoalan."
 
Sumber : Autosport / Kompas 
 
Berita Terkait : 

Rossi Akan Uji Coba Sasis Aluminium Deltabox

 
AFP Pebalap Ducati, Valentino Rossi, sedang mengamati motornya



Dirgantara Info Media - 
Valentino Rossi akan melakukan uji coba sasis aluminium deltabox (rangka yang ada di bawa tangki) konvensional untuk Desmosedici GP12 pada akhir pekan ini di Jerez. Tes tersebut dilaksanakan setelah "The Doctor" meraih hasil menyedihkan di Sirkuit Motorland Aragon, akhir pekan lalu.

Rangka baru ini mirip dengan konsep yang digunakan para rival Ducati dari Jepang. Ini merupakan hal terbaru dalam rangkaian panjang perubahan radikal yang dilakukan Ducati, untuk memberikan Rossi sebuah motor yang kompetitif, yang bisa bersaing untuk memperebutkan kemenangan.
 
Di Aragon, Rossi sudah menggunakan sasis aluminium yang agak berbeda dengan milik Yamaha, Honda, dan Suzuki. Tetapi hasil yang buruk, di mana dia hanya finis di urutan 10--di samping karena persoalan ban dan start dari pitlane--, membuat mereka mencoba sasis aluminium tiang kembar, yang didesain di Bologna, dan dibikin di Inggris, oleh FTR.

Sejak melakukan debutnya bersama Ducati, Rossi sudah mencoba tiga perubahan besar dalam merancang ulang konsep tahun 2011 ini. Hasilnya, ada sedikit kesuksesan, termasuk rangka serat karbon baru yang fleksibel, setelah balapan di Estoril.

Setelah itu, pebalap berusia 32 tahun ini menunggang Desmosedici GP11.1, yang memperkenalkan gearbox baru yang lebih halus, swingarm, dan sistem suspensi belakang. Konsep ini dipakai ketika tampil di Sirkuit Assen, Belanda, dan dipakai hingga sekarang.

Pada balapan terakhir pekan lalu di Motorland Aragon, Rossi menggunakan konsep baru. Mantan pebalap Honda dan Yamaha ini menunggang Ducati dengan sasis aluminium, meskipun belum menggunakan versi full deltabox, seperti yang akan digunakan pada hari Jumat nanti.

Penggunaan deltabox konvensional tersebut diharapkan bisa menjadi salah satu jawaban atas persoalan utama yang dihadapi Rossi sejak awal musim. Pasalnya, juara dunia sembilan kali grand prix ini selalu berkutat dengan masalah kronis kesulitan mengendalikan Desmosedici, dan kurang memiliki rasa pada front-end.  

Sumber : Kompas