Selasa, 20 September 2011

Ibu Kota Selalu Terbuka, Asalkan Tak Modal Nekat

 
Ilustrasi (Foto: Koran Sindo)



Jakarta, Dirgantara Info Media - 
BANYAKNYA warga pendatang baru di Jakarta yang membawa sanak keluarga serta sahabat untuk mengadu nasib, semakin memsempit dan mengundang masalah sosial baru di kota terpadat se-Nusantara ini.

Menurut Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR) Lutfi Hakim, sebagai warga asli Jakarta dirinya tidak keberatan akan datangnya warga pendatang baru ke Ibu Kota. Namun, warga pendatang yang ingin mengadu nasib di Jakarta harus ada kemampuan yang lebih dan bisa bersaing dengan warga Jakarta.

"Kalau mereka membawa saudara atau teman ke Jakarta harus punya keterampilan itu enggak ada masalah. Sangat disayangakan apabila dia tidak bisa apa-apa dan itu akan menjadi urusan sosial baru yang akhirnya menjadi pengemis, pengamen, dan jualan di pinggir jalan," ucapnya ,kepada okezone belum lama ini.

Bermunculannya lapak-lapak di bantaran kali serta pinggiran rel kereta api membuat ibu kota semakin semeraut, kotor dan kumuh. Seharusnya, kata dia, pemerintah bekerja dari pertama lapak yang ingin dibangun. "Kalau mereka tidak sanggup tinggal dikontrakan, paling membangun rumah dibantaran kali atau di pinggiran rel kereta api. Seharusnya, dari pertama ada lapak-lapak baru muncul satu atau dua lapak langsung dibenahi oleh lurah atau kecamatan setempat," tegas Lutfi.

Pemerintah, kata dia, sangat lemah dalam menanggani masalah sosial ini yang sudah menjadi persoalan klise dari tahun ke tahun. "Seharusnya pemerintah memang harus digalakan menyangkut masalah ini. Kelemahannya pemerintah adalah masalah satu baru mancul dicuekin dan kalau masalah yang lain membesar baru bikin anggaran," ungkapnya.

Masalah yang ada di Jakarta berawal dari yang kecil, namun pemerintah harus bisa menyelesaikan masalah dari tahap yang kecil itu. "Dilakukan dari hal yang terkecil pasti Jakarta akan bersih dan tertata rapih," terangnya.

Sementara itu berdasarkan Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 56 Tahun 2011 tentang pengendalian arus mudik dan arus balik dalam rangka Idul Fitri 1432 H, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah  (SKPD) dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) di lingkungan pemerintahan Provinsi DKI Jakarta diinstruksikan untuk melakukan berbagai langkah antisipasi dan koordinasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

“Instruksi tersebut telah dilaksanakan dengan sosialisasi perarturan kependudukan yakni mengimbau kepada para pemudik untuk tidak mengajak keluarga ke Jakarta,“ ucap Kepala Dukcapil DKI Jakarta Purba Hutapea kepada okezone di Jakarta, baru-baru ini.

Namun kata Purba, berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, terlihat pengurangan dari pemudik yang kembali ke Jakarta dengan mengajak saudara, kenalan, atau tetangganya. “Pemantauan dari setiap stasiun, terminal, dan pelabuhan di DKI Jakarta. Berdasarkan hasil monitoring penduduk Jakarta yang mudik pada H-7 sampai H-1 sejumlah 5.116.368 orang, jumlah itu tidak termasuk penduduk komuter yang berdomisili di kawasan Bodetabek,” tambahnya.

Menurut Purba, jumlah pendatang baru pascalebaran ke DKI Jakarta dalam kerangka urbanisasi menunjukan trend yang menurun dihitung pada tahun 2003 sebanyak 204.830 orang, tahun 2004 sebanyak 190.356 orang, tahun 2005 sebanyak 180.767 orang, tahun 2006 sebanyak 124.427 orang, tahun 2007 sebanyak 109.617 orang, tahun 2008 sebanyak 88.473 orang, tahun 2009 sebanyak 69.554 orang, dan pada 2010 tercatat 59.215 orang.

“Penduduk Jakarta yang telah kembali sampai H+4 sementara berjumlah 2.836.537 orang itu semua belum masuk secara lengkap, diperkirakan pada tahun 2011 akan berkurang sebesar kurang lebih 15 persen, sehingga pendatang baru diperkirakan sebanyak kurang lebih 50.000 orang,” ujarnya.

Penurunan pendatang baru, kata Purba, ke Jakarta dikarenakan sosialisasi peraturan kependudukan yang menunjukan keberhasilan kerjasama antarpemerintah provinsi se-Jawa, Bali, Lampung, NTB, dan NTT khususnya dalam bidang kependudukan, ketenagakerjaan, dan sosial.

“Banyaknya pusat-pusat pertumbuhan baru sebagai akibat pemerataan pembangunan oleh pemerintah pusat, semakin banyaknya aliran transfer dana dari pusat ke daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK),” tuturnya.

Untuk pengendalian mobilitas penduduk, lanjut Purba, tetap akan dilakukan Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) yang direncanakan serentak di lima wilayah kota administrasi. “Pada tanggal 22 September 2011, 13 Oktober, dan 3 November 2011. Sasarannya terutama pada rumah kos, pemukiman padat sebagai kantong-kantong pendatang baru, daerah-daerah industri rumah tangga, dan apartemen,” tandasnya.

Sumber : Okezone

Facebook Akan Rombak Tampilan Desain

detail berita
Facebook


Jakarta, Dirgantara Info Media- 
Facebook berencana untuk melakukan perombakan tampilan desain profil pengguna di acara konferensi pengembang f8 pekan ini.

Seperti yang dikutip dari Mashable, Selasa (20/9/2011), informasi detil perombakan desain ini masih belum jelas, namun dua sumber yang faham benar rencana Facebook tersebut telah memberitahu bahwa perubahan tersebut akan sangat 'besar'.

Perubahan profil ini akan menjadi bagian dari rencana peluncuran yang lebih besar, yang termasuk peluncuran platfrom media dan musik di Facebook.

"Desain ulang tampilan profil tersebut dimaksudkan agar pengguna lebih betah berada di dalamnya," ujar salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

Perombakan desain tampilan tersebut disebut juga merupakan bagian dari rencana Facebook untuk lebih fokus ke dunia social ecommerce, yang mungkin juga raksasa jejaring sosial tersebut akan lebih fokus ke salah satu layanannya, Facebook Credits. Selain itu, berhembus pula rumor bahwa app store Facebook juga akan diperkenalkan di acara konferensi f8.

Pihak Facebook sendiri masih tertutup mengenai perubahan ini, karena mereka masih menolak berkomentar untuk pemberitaan tersebut. Meskipun begitu, banyak pihak menanti apa saja yang bakal fiumumkan oleh Facebook di konferensi f8.

(ATA) / Okezone

Situs Majapahit Jadi Wisata Sejarah

 
KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT 
Candi atau gapura Bajang Ratu, salah satu peninggalan 
Kerajaan Majapahit di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, 
Mojokerto, Jawa Timur



JAKARTA, Dirgantara Info Media - 
Pembangunan Taman Majapahit yang saat ini sedang dalam proses akan dipercepat oleh pemerintah. Percepatan tersebut terkait dengan kegiatan dengan pelestarian situs Trowulan di Jawa Timur. Nantinya, Taman Majapahit akan diarahkan menjadi taman wisata sejarah dan budaya.

"Semangat pemerintah untuk membangun situs Trowulan karena merupakan situs peninggalan Majapahit, sebuah kerajaan besar yang membawa semangat kesatuan," kata Menbudpar Jero Wacik dalam acara "Penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama Pelestarian Cagar Budaya Majapahit dan Pembangunan Taman Majapahit" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (19/9/2011).

Nota kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Menbudpar, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasha, dan Bupati Jombang Suyanto. Hal ini menandai resminya kesepakatan kerjasama antara pemerintah pusat yang diwakili oleh Kemenbudpar dan pemerintahan daerah untuk pelestarian situs Trowulan dalam jangka waktu satu tahun ke depan.

Kehadiran Bupati Jombang dan Bupati Mojokerto dalam penandatanganan nota kesepakatan bersama tersebut adalah karena situs Trowulan berada di dua wilayah kabupaten tersebut. Setengah wilayah situs tersebut terletak di Kabupaten Jombang, sementara setengahnya lagi terletak di Kabupaten Mojokerto.

Trowulan merupakan sebuah situs purbakala yang berasal dari masa Majapahit dan berkembang sejak abad ke 13 hingga abad ke 15. Pada situs yang memiliki luas 11 kali 11 kilometer tersebut, terdapat berbagai peninggalan yang sifatnya monumental maupun yang sifatnya artefaktual.

Dalam lingkup tersebut juga terdapat aktivitas masyarakat di desa sekitar berupa seni, budaya, dan kerajinan. Potensi ini bisa dikembangkan menjadi desa wisata untuk melengkapi wisata sejarah yang ditawarkan Taman Majapahit. Jero menuturkan bahwa dengan adanya undang undang mengenai cagar budaya pemerintah mencoba membangun dan memanfaatkan situs untuk kesejahteraan masyarakat.

"Lingkup situs tersebut tetap kami jadikan cagar budaya, namun kehidupan masyarakat di dalamnya akan tetap dijaga serta dilestarikan. Tidak hanya itu, kami mencoba melakukan pendekatan melalui pemerintah daerah untuk mengajak masyarakat ikut melestarikan situs dan budaya Trowulan," katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo berharap Taman Majapahit sudah bisa diresmikan pada akhir tahun 2013. Pembangunan Taman Majapahit ini diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran terutama dalam nilai-nilai kearifan bangsa Indonesia di masa lalu. 

Sumber : Kompas

2012, Kemkeu Minta Rp 17,779 Triliun


 
KOMPAS/RIZA FATHONI 
Finance Minister Agus Martowardoj



JAKARTA, Dirgantara Info Media — 
Kementerian Keuangan meminta anggaran sebesar Rp 17,779 triliun untuk tahun 2012 atau lebih besar 1,96 persen dibanding anggaran dalam APBN Perubahan 2011 yang ditetapkan Rp 17,438 triliun.

Anggaran tersebut sebagian besar akan mengalir ke Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, yakni Rp 6,898 triliun yang termasuk gaji pegawai negeri sipil di kementerian tersebut.

"Kenaikan anggaran yang kami usulkan adalah 1,96 persen dibandingkan dengan tahun 2011. 

Status usulan ini tentunya masih dibintangi (diblokir) karena masih akan ada paparan detail dari para pejabat eselon I," ujar Menteri Keuangan Agus Darmawan Wintarto Martowardojo di Jakarta, Selasa (20/9/2011), seusai menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR.

Secara detail, anggaran yang diusulkan itu akan mengalir ke Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan sebesar Rp 100,17 miliar; Direktorat Jenderal Anggaran Rp 132,74 miliar; Direktorat Jenderal Pajak Rp 5,328 triliun; Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Rp 2,108 triliun; serta Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Rp 143 miliar.

Selain itu, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Rp 87,56 miliar; Direktorat Jenderal Perbendaharaan Rp 1,507 triliun; Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Rp 672,79 miliar; Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan Rp 194,02 miliar; Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Rp 436,61 miliar; serta Badan Kebijakan Fiskal Rp 171,14 miliar.

Komisi XI DPR memberikan persetujuan secara prinsip atas usul anggaran Kemkeu ini. Anggaran final akan ditetapkan setelah ditetapkan di Badan Anggaran DPR. 

Sumber : Kompas

Berita Lainnya : 
Disebut, Dana Partai Demokrat dari Lima Proyek  



Disebut, Dana Partai Demokrat dari Lima Proyek


KOMPAS/ALIF ICHWAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga 
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat memberikan pengarahan sebelum membuka 
Kongres II Partai Demokrat di Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (21/5/2010) malam.


JAKARTA, Dirgantara Info Media
Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin mengungkapkan, sejumlah proyek di Kementerian dan BUMN menjadi sumber dana kongres Partai Demokrat yang berlangsung di Bandung tahun lalu.

Proyek tersebut di antaranya proyek Hambalang, proyek pengadaan e-KTP, proyek Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan dua proyek pembangkit listrik PLN. Hal tersebut disampaikan Nazar seusai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka kasus dugaan suap wisma atlet di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta, Senin (19/9/2011) malam.

Menurutnya, pertanyaan soal sumber dana Kongres Partai Demokrat itu ditanyakan penyidik KPK kepada dia. "Kalau Januari-Februari 2010 sampai awal Mei, biaya kongres itu yang mengelola namanya Eva. Tapi waktu hari H, uang kan dibawa ke Bandung, Anas (Anas Urbaningrum) waktu itu mengatakan supaya uang itu dipegang Yulianis," kata Nazar.

Dia memaparkan, dana dari proyek Hambalang diserahkan ke Yulianis dari seorang pengusaha bernama Mahfud. Namun Nazar tidak menyebutkan jumlahnya. Kemudian dari proyek e-KTP menurut dia mengalir Rp 40 milliar yang diserahkan pengusaha bernama Andi.

"Terus dari proyek BOS diserahkan oleh pengusaha langsung dari Yulianis," lanjutnya. Lalu dari proyek pembangkit listrik PLN, Nazar juga tidak menyebutkan jumlah uangnya. Dia hanya mengatakan dana berasal dari proyek pembangkit listrik PLN di dua daerah yakni di Riau yang dimenangkan PT Rekin (Rekayasa Industri) dan di Kalimantan Timur.

"Waktu itu yang menyerahkan Mahfud juga melalui Adhi Karya. Waktu itu yang serahkan ke Yulianis namanya Bu Wila," ujarnya.

Sebelumnya Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi Abdullah Hehamahua mengutip keterangan Nazaruddin yang mengakui adanya dana sekitar Rp 50 miliar dan 7 juta dollar AS untuk Kongres Partai Demokrat.

Keterangan Yulianis
Sebelumnya, saat ditemui Kompas, Selasa (13/9/2011), Yulianis menuturkan, ada tiga jenis uang atas perintah Nazaruddin yang dia catat saat Kongres Partai Demokrat di Bandung. Pertama, uang dari perusahaan Grup Permai sebesar Rp 30 miliar. Kedua ,uang 2 juta dollar Amerika Serikat (AS) dari perusahaan, dan ketiga uang 3 juta dollar AS yang berasal dari sumbangan. Ia tidak menyebut asal sumbangan.

Dari sejumlah uang itu, uang Rp 30 miliar dari perusahaan hanya dipakai sekitar Rp 600 juta. Uang 2 juta dollar AS dari perusahaan masih utuh dan uang dari sumbangan dipakai 1,8 juta dollar AS. Yulianis mengaku mengembalikan sisa uang perusahaan sebesar Rp 29,4 ke kas perusahaan. Uang perusahaan sebesar 2 juta dollar AS dibawa oleh Nazaruddin dan sisa uang sumbangan senilai 1,2 juta dollar AS dibawa oleh Neneng Sri Wahyuni, istri Nazaruddin.

Dengan perhitungan ini, menurut Yulianis, sebenarnya Nazaruddin justru mengambil untung dalam Kongres Partai Demokrat. Pasalnya, meski kehilangan Rp 600 juta, istrinya membawa sisa uang sumbangan sebesar 1,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 10,2 miliar dengan kurs 1 dollar AS sama dengan Rp 8.500. 

Sumber : Kompas

 

KPK Periksa Empat Pimpinan Banggar Hari Ini


KPK



JAKARTA, Dirgantara Info Media — 
Komisi Pemberantasan Korupsi menjadwalkan pemeriksaan terhadap empat pimpinan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (20/9/2011).

Mereka akan dimintai keterangan sebagai saksi terkait kasus dugaan suap Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Transmigrasi di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Keempat pimpinan Banggar tersebut adalah Mirwan Amir (Fraksi Partai Demokrat), Tamsil Linrung (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), Oli Dondokambey (Fraksi PDI-Perjuangan), dan Melchias Markus Mekeng (Fraksi Partai Golkar).

"Besok (Selasa 20 September) jam 09.00 kami mintai keterangan," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Gedung KPK, Jakarta, Senin malam.

Menurut Johan, para pimpinan Banggar tersebut dimintai keterangan untuk mengonfirmasi sejumlah data dan informasi terkait yang dihimpun KPK. "Untuk panggil orang bisa karena keterangan orang lain atau data yang KPK punya yang perlu ditanyakan ke orang itu," ujarnya.

Dalam kasus ini KPK menetapkan Sekretaris Dirjen di Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemnakertrans I Nyoman Suisnaya; Kepala Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan Dirjen P2KT Dadong Irbarelawan; serta perwakilan PT Alam Jaya Papua, Dharnawati, sebagai tersangka.

Ketiganya diduga mencoba menyuap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dengan alat bukti uang Rp 1,5 miliar. Kuasa hukum Dharnawati, Farhat Abbas, mengungkapkan dugaan adanya aliran dana ke Banggar.

Menurut Farhat, kliennya dimintai uang oleh dua tersangka lainnya yang katanya akan diberikan kepada Banggar dan Kementerian sebagai syarat agar PT Alam Jaya Papua mendapatkan proyek.

Sumber : Kompas

Berita Lainnya :
2012 Kemkeu Minta, 17,779 Trilyun 
Disebut, Dana Partai Demokrat dari Lima Proyek