Jumat, 12 Agustus 2011

Serba Serbi.....Suka Duka Sopir Truk di Jalur Rawan Kejahatan

erSuka Duka Sopir Truk di Jalur Rawan Kejahatan

Awaludin - Insaf Albert Tarigan - Okezone 

(Foto: indonetwork.co.id
BANYUMAS - Didi (43), tampak lahap menyantap makan malam di sebuah warung di daerah perbukitan dengan jalan berkelok-kelok di Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Sore baru saja berlalu berganti malam. Dari warung makan sederhana itu cahaya bulan tampak menembus hutan pinus di perbukitan dan memantul di kaca depan Truk Hino 500 milik Didi yang parkir di halaman.

"Silakan Pak," katanya tersenyum sambil memegang es cendol seraya bangkit dari tempat duduknya ketika melihat tim okezone berdiri di depan pintu warung.

Saat berbincang-bincang, Didi menceritakan pahit manisnya mengemudikan truk di jalur Selatan ini, khususnya lagi di sepanjang jalan dari Tasikmalaya menuju Cirebon yang oleh para sopir truk dikenal sebagai 'jalur garong'.

Ya, daerah ini rawan kejahatan karena tak ada lampu penerangan, pos polisi atau perumahan penduduk. Di sebelah kiri kanan jalan hanya terdapat sawah, hutan dan perbukitan.

Para penjahat yang juga dijuluki bajing loncat itu bukan garong sembarangan karena biasanya beraksi sambil mengendarai mobil pribadi seperti Daihatsu Avanza atau Toyota Kijang. Sasarannya adalah para pengemudi truk yang tengah berhenti untuk istirahat seperti Didi, atau sopir yang tertidur di pinggir jalan karena kelelahan.

"Tiga minggu lalu saya baru digebukin oleh garong di Majenang. Mereka ngambil AS roda waktu saya tidur di depan. Pas bangun saya pergokin garongnya dua orang, mereka udah ngambil 2 AS," katanya Didi. "Ini mata saya bengkak semua digebukin, masih ada bekasnya," tambahnya sembari menunjuk ke mata kirinya.

Didi menceritakan, ketika ia memergoki dua penjahat tengah mencuri AS roda truk yang dikendarainya, ia mencoba menghajar mereka. Sayangnya, duel tak berjalan seimbang karena ternyata penjahat tersebut berjumlah 6 orang. Sebanyak empat lainnya menunggu di mobil Toyota Kijang yang diparkir tak jauh dari lokasi guna mengawasi situasi.

"Ketika saya mau ngambil besi di depan, temen-temennya pada datang saya abis digebukin. Mereka pintar, hajar mata dulu jadi saya enggak bisa melihat," katanya.

Lalu mengapa mereka mengincar AS roda? "Karena harganya mahal pak, satu biji Rp9 juta," katanya.

Ketika itu, Didi melanjutkan, empat AS roda truknya senilai Rp36 juta berhasil digondol maling. Dia pun terpaksa menanggung utang Rp13 juta kepada bos pemilik truk yang mempekerjakannya. "Saya bayar cicil, habis gimana, lagi apes," katanya.

Selain mengincar AS roda, penjahat juga biasanya menargetkan ban serep. Meski terkunci sangat rapat, para garong tetap bisa mengambil tanpa kesulitan karena mereka menggunakan cairan kimia yang bisa meluluhkan besi. "Ditetesin cairan kimia langsung hancur besinya. Bannya diambil deh, satunya saja Rp3,8 juta Pak," kata Didi.

Menurut Didi, para penjahat biasanya beraksi di atas pukul 00.00 WIB. Kejadian yang menimpa dirinya misalnya, terjadi pada pukul 03.00 pagi ketika ia tengah tidur untuk beristirahat di Majenang.

Tadinya, para juragan truk yang melewati jalur ini sudah menyetor ke organisasi keamanan Gajah Oling sebesar Rp1 juta per bulan. Namun, belakangan dikabarkan organisasi itu terpecah, sehingga para sopir truk bertanggungjawab sendiri atas keamanan truk yang mereka bawa.

"Yah pokoknya sekarang, kalau di atas jam 12 malam kita enggak berani lewat. Kalau di bawah itu masih aman," ujar Didi yang malam itu tengah mengangkut pasir besi ke Cilacap.

Tiap kali mengangkut barang, Didi mengaku mendapat uang jalan sebesar Rp2 juta untuk kebutuhan solar, membayar pungutan di jembatan timbang dan makan. "Sisanya ya paling Rp100 sampai Rp200 ribu bersihlah," katanya.

Di akhir pembicaraan, Didi menyampaikan harapan agar petugas kepolisian mengintensifkan patroli di sepanjang jalur tersebut demi meningkatkan keamanan para pengendara. Bahkan, bila perlu polisi mendirikan pos jaga di titik-titik tertentu. "Jangan hanya di kota saja posnya," katanya.

Didi juga berterus terang mengenai alasannya langsung berdiri dari tempat duduknya saat melihat kedatangan tim okezone yang mengendarai mobil Toyota Avanza silver.

"Saya trauma Pak, melihat mobil beginian, karena kemarin penjahatnya mobilnya begini. Makanya tadi saya langsung melihat bapak,"katanya.

Pengakuan itu membuat kami sama-sama tertawa. (ful)
Sumber : Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar