Sabtu, 17 September 2011

Aremania Tolak "Arema Kembar"

 
KOMPAS/DODY WISNU PRIBADI



MALANG, KOMPAS - Perpecahan dalam manajemen kepengurusan PS (Persatuan Sepakbola) Arema, telah merembet sebagai keresahan di kalangan supporter Arema, yakni Aremania.
Pada demonstrasi terakhir hari Jumat (16/9/2011), mereka berusaha mendesak Pemerintah Kota dan DPRD Kota Malang (Jawa Timur) agar tidak memberikan Stadion Gajayana, sebagai basis lapangan latihan Arema, setelah selama ini Arema merumput di Stadion Kanjuruhan, kecamatan Kepanjen (17 km dari Kota Malang).

Demonsrasi diikuti sekitar 3.000 orang dan berlangsung tertib. Aparat kepolisian yang sudah mendapat permintaan izin demonstrasi mengerahkan pasukan Dalmas, namun tak sampai terjadi benturan fisik, karena demonstrasi itu berujung perundingan dengan anggota DPRD Kota Malang.
Tokoh Aremania, Tembel dalam orasinya mengecam tak kunjung akurnya para pengurus Aremania, sementara kompetisi segera bergulir, dan dikhawatirkan Arema tak memiliki cukup waktu untuk persiapan. Aremania tidak mengerti dengan problem hukum yayasan dan kaitannya dengan sikap kukuh para pengurus yayasan yang kini terbelah dua.

"Aremania hanya ingin Arema segera mempersiapkan diri bertanding. Aremania menolak tegas jika konflik kepengurusan ini nanti bisa memunculkan dua PS Arema," tegas Tembel.

Konflik dalam Yayasan Arema pecah oleh ketidakjelasan status penguasaan Yayasan. Pengurus terbelah menjadi kubu Rendra Kresna yang semula duduk sebagai Pengawas Yayasan, dan kubu mantan Ketua Yayasan M Nur. M Nur beserta pengurus Siti Nurjanah dan tokoh pendiri Lucky Acub Zainal duduk di kubu lain.

Lucky yang menyejarah di kalangan akar rumput Aremania, oleh selebaran yang dibagikan para demonstran dinilai sebagai gangguan bagi lancarnya kepengurusan tahun ini. Para demonstran menuntut PSSI mengesahkan Arema Indonesia pimpinan Rendra Kresna, Edy Rumpoko dan Iwan Kurniawan, dan meminta PSSI membubarkan Arema Indonesia pimpinan M Nur, Siti Nurjanah serta Lucky Acub Zainal.

Setelah serangkaian orasi, perwakilan demonstran ditemani Kepala Kepolisin Resort Malang Kota Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Agus Salim menemui sejumlah anggota DPRD Kota Malang, dan kemudian para tokoh demonstran menarik massanya dari depan kantor Balai Kota Malang.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar